Minggu, 01 November 2015

Budidaya Padi Sawah

Cara menanam padi yang baik akan menentukan keberhasilan budidaya. Sekalipun cara menanam padi sawah dianggap budidaya mudah akan tetapi kegagalan panen masih sering terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia, apalagi ketika tanaman padi terserang hama tikus, sudah bisa dipastikan hasil panen menurun sangat signifikan bahkan seringkali menyebabkan puso. Sekalipun mudah, jika kita menguasai teknik menanam padi dengan baik niscaya akan meningkatkan produktivitas pertanaman. Berikut ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menanam padi sawah beserta cara pengendalian hama dan penyakit pengganggu tanaman.

BAGAIMANA CARA MENANAM PADI YANG BAIK?

Dalam budidaya ini, perlu diperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan, diantaranya syarat tumbuh, pH tanah, bibit tanaman, serta cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi. Pemahaman mengenai hal-hal tersebut membantu para petani dalam melakukan proses budidaya padi, khususnya padi sawah.

SYARAT TUMBUH

Lokasi budidaya dan syarat tumbuh tanaman perlu diketahui untuk menentukan varietas maupun pengendalian hama dan penyakit. Tanaman padi sawah memerlukan curah hujan antara 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun, ketinggian tempat optimal 0-1500 mdpl dengan suhu optimal sekitar 23°C. Budidaya padi sawah dapat dilakukan di segala musim. Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman padi. Saat musim kemarau, air harus tersedia untuk meningkatkan produksi. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah mengandung pasir, debu, maupun lempung.

PELAKSANAAN BUDIDAYA PADI SAWAH

Pengukuran pH Tanah

Meskipun tanaman padi dapat tumbuh baik pada pH rendah, pengukuran pH sebaik tetap harus dilakukan agar penyerapan akar akan unsur hara dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah dengan pH mendekati netral atau bahkan netral (nilai 7) untuk pertumbuhan tanaman padi memungkinkan hasil panen signifikan. Untuk itu pengukuran pH tanah diperlukan agar tingkat keasaman tanah di lahan masing-masing dapat diketahui.

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dalam budidaya tanaman padi sawah meliputi pembersihan jerami atau sisa tanaman lain, pencangkulan pematang sawah untuk memperbaiki pematang-pematang rusak, pemberian kapur pertanian disesuaikan dengan pH tanah, Pemupukan dasar menggunakan pupuk kandang sebanyak 4 ton/ha (pupuk kandang harus sudah matang/difermentasi), pembajakan serta penggaruan tanah. Saat melakukan penggaruan sebaiknya saluran pembuangan air ditutup, agar pupuk yang sudah diberikan tidak hanyut terbawa oleh air.

Persiapan Bibit Padi dan Penanaman

Membuat persemaian merupakan langkah awal dalam budidaya. Pembuatan persemaian memerlukan persiapan sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian akan menentukan pertumbuhan tanaman, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi sehat sekaligus subur dapat tercapai. Hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan benih padi unggul bersertifikat, dengan kebutuhan benih 25-30 kg/ha. Lokasi persemaian diusahakan pada tanah subur dengan intensitas cahaya matahari sempurna. Buat bedengan berukuran lebar 1 m, panjang 4 m, tinggi 20-30 cm. Pada lahan seluas 1 hektar dibutuhkan 4 bedengan. Untuk menghindari serangan hama tikus, sebaiknya tempat persemaian dikelilingi pagar plastik. Berikan pupuk NPK sebanyak 1 kg untuk 4 bedengan. Benih padi yang telah direndam selama 1 malam siap ditebar.
Bibit padi siap pindah tanam saat berumur 18 hari. Sebelum ditanam, rendam bibit yang telah dicabut dalam larutan insektisida berbahan aktif karbofuran selama 2 jam dengan konsentrasi 1 gr/liter air. Daun bibit dibiarkan utuh, tidak dipotong seperti kebiasaan petani. Saat melakukan penanaman, lahan dalam kondisi macak-macak, tidak perlu tergenang air. Penanaman padi dilakukan dengan jumlah satu tanaman per titik tanam, menggunakan sistem jajar legowo 2-1, jarak 15 x 25 cm, lebar barisan legowo 50 cm. Keuntungan cara menanam padi sawah menggunakan sistem ini adalah memberikan ruang cukup untuk pengaturan air, mengoptimalkan cahaya matahari, pengendalian hama dan penyakit juga lebih mudah, serta pemupukan lebih berdaya guna.

PEMELIHARAAN TANAMAN PADI SAWAH

Penyulaman

Penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 minggu. Penyulaman jangan terlalu tua karena mengakibatkan pertumbuhan tanaman padi nantinya menjadi tidak seragam, sehingga pemanenan kurang serempak.

Sanitasi Lahan dan Pengairan

Sanitasi lahan pada budidaya meliputi : penyiangan (pengendalian rumput/gulma), pencabutan tanaman padi terserang hama dan penyakit. Penyiangan dalam budidaya ini dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum pemupukan kedua dan ketiga dengan cara mencabut gulma atau menggunakan alat gosrok/landak. Bila pertumbuhan gulma cukup cepat, maka penyiangan bisa dilakukan hingga 3 kali.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengairan adalah pengaturan air agar tetap dalam kondisi macak-macak. Tinggi air tidak lebih dari 1 cm. Pengaturan air terus dilakukan sampai 10 hari menjelang panen.

Pemupukan Susulan

Melakukan pemupukan susulan selama budidaya merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian serius, karena nutrisi tanamanpadi harus tetap tersedia sepanjang masa untuk menghasilkan produksi optimal. Pupuk susulan dapat diberikan melalui daun maupun akar tanaman. Pupuk akar diberikan sebanyak 3 kali. Pemupukan pertama diberikan saat tanaman padi berumur 7 HST sebanyak 150 kg/ha NPK (15-15-15), dan 50 kg/ha pupuk urea. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman padi berumur 20 HST, menggunakan urea sebanyak 50 kg/ha, NPK 15-15-15 150 kg/ha. Selanjutnya, pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur 35 HST menggunakan NPK 250 kg/ha.
Pupuk daun diberikan melalui penyemprotan, agar lebih hemat waktu maupun tenaga kerja, pemberian pupuk daun dapat bersamaan saat melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Saat tanaman padi berumur 14 hst, berikan pupuk daun nitrogen tinggi dengan konsentrasi 2 gr/liter. Pupuk daun P dan K tinggi diberikan saat umur 30 dan 45 hst. Pemupukan phospat dan kalium saat umur 30 hst menggunakan pupuk MKP (2 gr/liter), sedangkan saat berumur 45 hst berikan 4 gr/liter.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH

HAMA TANAMAN PADI

Orong-Orong

Hama ini berasal dari spesies Gryllotalpa orientalis Burmeister. Sebetulnya, hama orong-orong jarang menjadi masalah serius dalam budidaya, tapi sering ditemukan di lahan pasang surut serta biasanya hanya terdapat di sawah kering tidak digenangi. Penggenangan lahan menyebabkan orong-orong pindah ke pematang. Stadia tanaman rentan terhadap serangan hama ini adalah fase pembibitan sampai anakan. Benih di pembibitan juga dapat dimakannya. Oorong-orong merusak akar muda dengan cara memotong tanaman padi di pangkal batang yang berada di bawah tanah. Gejala kerusakan demikian terkadang sering dikira petani disebabkan oleh penggerek batang (sundep). Tanaman padi muda yang diserangnya mati sehingga terlihat adanya spot-spot kosong di sawah.
Pengendalian hama orong-orong untuk budidaya ini dilakukan dengan penggenangan sawah 3-4 hari untuk membunuh telur orong-orong di tanah. Penggunaan umpan sekam dicampur insektisida berbahan aktif metomil, jika diperlukan bisa mengaplikasikan insektisida berbahan aktif fipronil atau karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Ulat Grayak

Ulat grayak yang menyerang selama budidaya adalah Spodoptera litura. Ulat menyerang daun tanaman padi secara bergerombol dalam jumlah sangat banyak, serangannya dilakukan di malam hari dengan cara memakan daun tanaman padi. Gejala serangan daun berupa bercak-bercak putih berlubang, bahkan hanya meninggalkan tulang daun. Larva hama ulat grayak menyerang tanaman padi sejak di persemaian sampai fase pengisian. Serangan parah terjadi saat musim kemarau maupun ketika tanaman padi kekurangan air.
Pengendalian hama ulat grayak adalah dengan penyemprotan insektisida dengan bahan aktif deltametrin, sipermetrin, sipermetrin, klorpirifos, sipermetrin, kartophidroklorida, metomil, atau dimehipo. Konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Penggerek Batang

Hama penggerek batang yang menyerang selama proses budidaya di Indonesia terdiri dari beberapa spesies, diantaranya:
  1. Scirpophaga incertulas
  2. Scirpophaga innotata
  3. Chilo suppressalis
  4. Chilo polychrysus Meyrick
  5. Chilo auricilius Dudgeon
  6. Sesamia inferens
  7. Tryporiza innota
  8. Tryporiza incertulas
Serangan fase vegetatif tidak terlalu mempengaruhi hasil panen karena tanaman padi masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru. Gejala serangan berupa daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Pucuk tanaman padi yang mati akan berwarna coklat serta mudah dicabut (gejala ini biasa disebut Sundep).
Serangan penggerek batang fase generatif ditandai adanya larva penggerek batang memakan pangkal batang tanaman padi tempat malai berada. Malai akan mati, berwarna abu-abu, serta bulirnya kosong/hampa. Malai mudah dicabut, bagian pangkal batang terdapat bekas gerekan larva hama penggerek batang (gejala ini biasa disebut Beluk).
Pengendalian kimiawi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan aplikasi insektisida berbahan aktif fipronil, monosultap, bisultap, bensultap, dimehipo, karbosulfan, karbofuran atau amitraz. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Hama Putih

Hama putih yang menyerang tanaman padi berasal dari spesiesNymphula depunctalis. Hama putih menyerang tanaman padi mulai fase vegetatif di persemaian sampai tanaman padi berumur kurang lebih satu bulan. Hama putih akan memakan jaringan permukaan bawah daun sehingga tampak garis-garis memanjang berwarna putih. Tanda adanya serangan hama ditandai adanya larva kecil maupun ngengat (larva ini menyelesaikan hidupnya selama 35 hari).
Stadia hama putih yang merusak adalah stadia larva. Serangan daun ditandai daun terpotong seperti digunting. Daun terpotong tersebut dibuat menyerupai tabung (tabung digunakan larva untuk membungkus dirinya, terbungkus oleh benang-benang sutranya).
Pengendalian kimiawi hama putih selama budidaya dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, karbosulfan, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Hama Putih Palsu

Hama ini berasal dari spesies Chanaphalocrosis medinalis. Hama putih palsu menyerang bagian daun tanaman padi, larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun, permukaan bawah daun berwarna putih. Ngengat berwarna kuning coklat, bagian sayap depannya ada tanda pita hitam sebanyak tiga buah yang garisnya lengkap atau terputus. Saat diam, ngengat berbentuk segitiga.
Pengendalian hama putih palsu untuk budidaya padi tidak diperkenankan melakukan penyemprotan insektisida sebelum tanaman padi berumur 30 hst atau 40 hari setelah sebar benih. Tanaman padi yang terserang pada fase ini, dapat pulih apabila air maupun pupukdikelola dengan baik. Selain itu dapat juga mencegahnya melalui penggenangan lahan secara terus menerus, atau dapat juga melakukan pengeringan sawah selama beberapa hari untuk membunuh larvanya. Jika tanaman padi telah berumur lebih dari 30 hst namun serangan tidak terkendali, bisa disemprot menggunakan insektisida berbahan aktif indoksakarb, bensultap, BPMC, MIPC, tiakloprid, fipronil, atau karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Wereng Coklat

Nilaparvata lugens Stal adalah jenis hama wereng yang menyerang tanaman padi. Wereng coklat merupakan hama dari golongan insekta tergolong sangat merugikan pertanaman padi di Indonesia. Akibat serangan hama ini menyebabkan tanaman padi mati kering, tampak seperti terbakar, serta dapat menularkan beberapa jenis penyakit. Pemupukan kandungan N tinggi tanpa diimbangi P,K tinggi serta penanaman dengan jarak tanam rapat sangat rentan terserang wereng coklat. Hama wereng coklat menyerang tanaman padi mulai dari pembibitan hingga fase masak susu. Gejala serangan ditandai terdapatnya imago, menghisap cairan tanaman di pangkal batang, kemudian tanaman padi menguning, akhirnya mengering.
Pengendalian hama wereng coklat diantaranya melakukan pengaturan jarak tanam, menanam varietas tahan wereng (bisa meminta informasi ke dinas pertanian terdekat), penggunaan lampu perangkap, serta memanfaatkan musuh alami (contoh : laba-laba Ophione nigrofasciata, Paederus fuscifes, Coccinella, kepik Cyrtorhinus lividipennis). Apabila serangan di luar ambang kendali, aplikasikan insektisida berbahan aktif imidakloprid, bensultap, BPMC, betasiflutrin, buprofezin, dimehipo, tiametoksam, atau karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Wereng Hijau

Hama pengganggu tanaman padi jenis ini adalah Nephotettix virescens. Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vektor) virus tungro penyebab penyakit tungro. Fase persemaian sampai pembentukan anakan maksimum merupakan fase paling rentan serangan wereng hijau. Gejala kerusakan ditandai tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye. Pengendalian hama wereng hijau selama budidaya ini sama seperti pengendalian hama wereng coklat.

Walang Sangit

Spesies walang sangit yang menyerang tanaman padi adalah Leptcorisa oratorius. Hama Walang sangit adalah hama tanaman padi setelah berbunga, menghisap cairan bulir padi bahkan mengakibatkan bulir menjadi hampa atau pengisiannya tidak sempurna, berubah warna serta mengapur. Fase tanaman padi mulai keluar malai sampai masak susu merupakan fase paling rentan. Walang sangit selain menurunkan produksi juga menurunkan kualitas gabah. Hama ini menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration.
Pengendalian kimiawi selama budidaya ini dapat dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida berbahan aktif alfametrin, bensultap, BPMC, MIPC, tiakloprid, fipronil, atau betasiflutrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Keong Mas

Biasanya keong mas banyak dijumpai di areal persawahan, mereka merupakan hama pengganggu tanaman padi. Hama ini merusak tanaman padi dengan cara memarut jaringan tanaman lalu memakannya, menyebabkan adanya bibit hilang per tanaman. Keong mas menyenangi tempat-tempat genangan air. Pomacea canaliculataadalah spesies yang menyerang selama proses budidaya. 
Pengendalian yang dapat dilakukan diantarnya dengan melakukan pengamatan di lapangan, waktu kritis untuk mengendalikan serangan hama keong mas adalah saat tanaman berumur 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Jika di sawah ditemukan telur berwarna merah muda maupun keong mas dengan berbagai ukuran maupun warna, perlu dilakukan pengaturan air. Ketika tanaman padi berumur 15 hst, perlu dilakukan pengeringan kemudian digenangi lagi secara bergantian (flash flood=intermitten irrigation). Bila petani menanam menggunakan sistem tabela (tanam benih secara langsung), selama 21 hari setelah sebar benih sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi secara bergantian. Apabila serangan di luar ambang kendali bisa mengaplikasikan moluskisida berbahan aktif niclosamida atau saponin. Dosis/konsentrasi lihat saja petunjuk yang ada di kemasannya.

Hama Tikus Sawah

Hama tikus sawah penyebab kegagalan budidaya berasal dari spesiesRattus argentiventer Rob Kloss. Tikus sawah merupakan hama utama budidaya padi dari golongan mamalia (binatang menyusui). Pengendalian hama tikus memerlukan pendekatan sangat spesifik.
Tikus sawah menyebabkan kerusakan tanaman padi mulai dari persemaian hingga padi siap dipanen, bahkan menyerang padi dalam gudang penyimpanan. Kerusakan akibat serangan hama tikus bisa mengakibatkan puso dengan nilai kerugian jauh lebih tinggi dibanding serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) lain.
Pengendalian Hama Tikus
Pengendalian hama tikus akan dijelaskan lebih lanjut, mengingat serangannya mampu menggagalkan panen hingga 100% (puso). Berikut cara pengendalian hama tikus:
Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan bertujuan menjadikan lingkungan sawah menjadi tidak menguntungkan bagi kehidupan maupun perkembangbiakan tikus. Kegiatan sanitasi dengan pembersihan gulma di areal pertanaman mulai dari pematang sampai saluran irigasi, terutama pada tanggul tinggi (bertujuan agar hama tikus tidak bersarang di tempat tersebut).
Kultur Teknis
Pengaturan pola tanam bertujuan membatasi perkembangbiakan tikus sawah, karena hama tikus sawah hanya berkembangbiak saat tanaman padi pada fase generatif. Pengaturan pola tanam dapat membatasi perkembangbiakan hama ini. Pengaturan jarak tanam lebih lebar dari biasanya, seperti cara tanam legowo, bertujuan membuat lingkungan lebih terbuka sehingga kurang disukai hama tikus.
Pengendalian Fisik
Tujuan pengendalian untuk mengubah faktor lingkungan fisik menjadi tidak sesuai untuk kehidupan tikus sawah. Hama tikus mempunyai batas toleransi terhadap beberapa faktor fisik seperti suhu, cahaya, air, maupun suara. Beberapa cara pengendalian dapat menggunakan alat penyembur api (brender) yang disemprotkan ke sarang tikus, memompa air ke dalam sarang tikus, mengusir hama tikus dengan suara ultrasonik, pemerangkapan (trapping), gropyokan massal (community actions), sistem bubu perangkap linier (linier trap barrier system atau LTBS), serta Sistem bubu perangkap (trap barrier system atau TBS). Informasi LTBS maupun TBS dapat meminta menjelasan ke instansi pertanian terdekat.
Pemanfaatan Musuh Alami
Musuh alami berasal dari kelompok burung, mamalia maupun reptilia. Pemangsa dari kelompok burung antara lain Tito alba javanica (burung hantu putih), Bubo ketupu (burung hantu cokelat) dan Nyctitorac nyctitorac (burung kowak maling). Pemangsa dari kelompok mamalia antara lain Verricula malaccensis (musang bulan atau rase), Herpestes javanicus (garangan), Felis catus (kucing) atau Canis familiaris(anjing). Pemangsa dari kelompok reptilia antara lain Ptyas koros (ular tikus), Naja naja (ular kobra), Trimeresurus hagleri (ular hijau), Phyton reticulatus (ular sanca).
Pemangsa terbaik hama tikus sawah adalah burung hantu, karena burung hantu mempunyai laju fisiologis besar sehingga mampu mengkonsumsi tikus dalam jumlah banyak. Pemangsa jenis burung juga mempunyai kemampuan mencari mangsanya lebih baik dibandingkan jenis pemangsa lain. Walaupun demikian, burung hantu memerlukan habitat yang sesuai seperti daerah perkebunan, pegunungan atau perkampungan. Sedangkan di daerah sawah irigasi yang luas bahkan terbuka, burung hantu kurang cocok berdomisili di daerah tersebut. Oleh karena itu, sangat perlu menciptakan lingkungan kondusif untuk melindungi predator tikus. Tubuh hama tikus terinfeksi berbagai jenis cacing, sehingga memberikan umpan tikus menggunakan patogen seperti bakteri salmonella dapat dilakukan, tetapi umpan rodentisida tersebut juga membahayakan kesehatan manusia. 
Pengendalian Kimiawi
Rodentisida. Rodentisida di pasaran umumnya dalam bentuk siap pakai, atau mencampur sendiri dengan bahan umpan. Rodentisida digolongkan menjadi racun akut maupun antikoagulan. Racun akut dapat membunuh hama tikus langsung di tempat setelah makan umpan, sehingga dapat menyebabkan hama menjadi jera. Sedangkan rodentisida antikoagulan akan menyebabkan hama mati setelah lima hari memakan umpan (dosis cukup agar tidak menyebabkan jera umpan). Namun demikian jenis rodentisida antikoagulan mempunyai efek sekunder negatif terhadap predator tikus.
Fumigasi. Fumigasi merupakan teknik yang ditujukan langsung ke sarang tikus, teknik ini merupakan teknik efektif membunuh hama tikus di dalam sarang.
Antifertilitas
Adalah cara pemandulan hama tikus baik tikus jantan maupun betina. Cara ini lebih efektif karena hama tikus sawah berkembangbiak sangat cepat. Beberapa jenis bahan kimia untuk pemandulan manusia juga dapat digunakan untuk memandulkan tikus sawah.

PENYAKIT TANAMAN PADI

Hawar Daun Bakteri

Hawar daun bakteri yang menyerang tanaman padi adalah bakteriXanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf blight = BLB) menyerang di semua musim, baik musim kemarau maupun musim hujan serta di semua tempat baik pertanaman padi di dataran rendah maupun dataran tinggi. Ketika musim hujan penyakit ini biasanya berkembang lebih baik. Kerugian hasil akibat serangan penyakit hawar daun bakteri dapat mencapai 60%.
Pengendalian dilakukan dengan rotasi tanaman, pengaturan jarak tanam, penggunaan varietas tahan serangan BLB, serta pemupukan berimbang. Pengendalian secara kimiawi dapat menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik, bahan aktif yang bisa digunakan antara lain streptomisin sulfat, oksitetrasiklin, asam oksolinik, atau kasugamisin hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Hawar Daun Jingga

Hawar daun jingga yang menyerang tanaman padi sawah disebabkan oleh cendawan Pseudomonas sp. Penyakit hawar daun jingga (Bacterial Red Stripe/BRS) tersebar di hampir seluruh Pulau Jawa-Sumatera, terutama di dataran rendah (<100 m dpl). Saat musim kemarau, serangan terjadi pada fase generatif. Di Jalur Pantura Jawa Barat penyakit ini dijumpai merata di kabupaten Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon. Varietas tahan hawar daun jingga sampai saat ini belum tersedia. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan penyakit HDJ sangat dipengaruhi oleh perlakuan selama proses budidaya seperti pemupukan, jarak tanam, serta pengairan.
Pengendalian penyakit hawar daun jingga selama budidaya dilakukan dengan pemupukan berimbang, jarak tanam lebar, serta pengeringan secara berkala. Pengendalian kimiawi bakterisida dari golongan antibiotik, bahan aktif yang bisa digunakan antara lain streptomisin sulfat, oksitetrasiklin, asam oksolinik, atau kasugamisin hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.

Hawar Pelepah

Serangan ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani kuhn.Penyakit hawar menyerang tanaman padi baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Gejala penyakit dimulai dari bagian pelepah dekat permukaan air, berupa bercak-bercak besar berbentuk jorong, tepi tidak teratur berwarna coklat sedangkan bagian tengah berwarna putih pucat. Hawar pelepah muncul sejak dikembangkan varietas padi beranakan banyak, didukung oleh pemberian pupuk kandungan nitrogen tinggi secara berlebihan, serta cara tanam berjarak rapat. Kehilangan hasil produksi akibat serangan penyakit hawar pelepah dapat mencapai 30%.
Cara pengendalian penyakit ini adalah dengan pengaturan jarak tanam, pemupukan berimbang, serta aplikasi trichoderma. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif simoksanil, propamokarb hidroklorida, asam fosfit, kasugamisin, atau dimetomorf dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk yang tertera di kemasan.

Penyakit Busuk Batang

Penyakit busuk batang yang menyerang tanaman padi sawah adalah candawan Helminthosporium sigmoideum. Penyakit busuk batang merupakan salah satu penyakit utama tanaman padi di Indonesia. Penyakit ini selalu ditemukan di setiap musim tanam mulai dari kategori infeksi ringan sampai sedang. Saat musim hujan, lebih dari 60% tanaman padi di jalur pantura Jawa Barat mengalami kerebahan akibat terinveksi cendawan H. Sigmoideum. Kerebahan menyebabkan prosentase gabah hampa meningkat. Kehilangan hasil produksi akibat serangan penyakit ini mencapai 25-30%. Busuk batang ditemukan lebih parah pada varietas padi beranakan banyak, terutama ditanam di lokasi kahat kalium serta berdrainase jelek.
Cara pengendaliannya adalah dengan pengaturan jarak tanam, pemupukan berimbang, pengapuran lahan untuk mencapai pH ideal, serta pengeringan sawah secara berkala. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, difenokonazol, tebukonazol, atau dimetomorf dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk yang tertera di kemasan.

Penyakit Blas

Penyakit blas yang menyerang tanaman padi disebabkan oleh cendawanPyricularia grisea. Blas merupakan penyakit penting terutama padi gogo. Daerah endemik penyakit blas di Indonesia diantaranya Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sulawesi Tangah, Sulawesi Tenggara, serta Jawa Barat bagian selatan (Sukabumi dan Garut). Akhir-akhir ini penyakit blas khususnya blas leher menjadi tantangan serius karena banyak ditemukan di beberapa varietas di Jalur Pantura Jawa Barat. Penyakit blas menginfeksi tanaman di semua stadium, disamping itu juga menyebabkan tanaman puso. Saat tanaman memasuki fase vegetatif serangan biasanya menginfeksi bagian daun, disebut blas daun (leaf blast). Sedangkan saat memasuki fase generatif selain menginfeksi daun juga menginfeksi leher malai, disebut blas leher (neck blast). Pemupukan tidak berimbang, terutama kandungan nitrogen tinggi disertai kondisi kekurangan air sangat disenangi oleh penyakit ini. Artinya makin tinggi pupuk nitrogen keparahan penyakit akan semakin tinggi.
Pengendalian penyakit blas selama budidaya antara lain dengan pengaturan jarak tanam, penggunaan benih bebas infeksi patogen, pemupukan berimbang, pengapuran lahan untuk mencapai pH ideal, serta pengeringan sawah secara berkala. Pengendalian kimiawi dengan aplikasi fungisida berbahan aktif karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol, mankozeb, atau klorotalonil. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasannya.

Bercak Daun Cercospora

Bercak daun cercospora selama budidaya disebabkan oleh cendawanCercospora leaf spot. Penyakit ini sering disebut bercak coklat sempit (narrow brown leaf spot), disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae Miyake. Bercak daun cercospora merupakan salah satu jenis penyakit merugikan terutama budidaya untuk padi sawah tadah hujan yang kahat (kekurangan) kalium. Penurunan hasil akibat serangan penyakit ini disebabkan oleh keringnya daun sebelum waktunya serta keringnya pelepah daun (menyebabkan tanaman rebah). Gejala serangan ditandai adanya bercak-bercak sempit memanjang pada daun, berwarna coklat kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun, berukuran panjang kurang lebih 5 mm, lebar 1-1,5 mm. Saat tanaman padi membentuk anakan, bercak ini semakin meningkat. Infeksi batang dan pelepah meyebabkan batang maupun pelepah daun busuk sehingga tanaman menjadi rebah.
Cara pengendaliannya dengan pemberian pupuk NPK berimbang, pengaturan jarak tanam, serta melakukan pengapuran lahan untuk meningkatkan pH tanah. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol, mankozeb, atau klorotalonil. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasannya.

Bercak Daun Coklat

Penyakit daun coklat yang menyerang tanaman padi adalah cendawanHelminthosporium oryzae. Gajala serangan ditandai bercak coklat pada daun berbentuk oval merata di permukaan daun dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih. Titik abu-abu di tengah bercak merupakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di lapangan. Bercak masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk bulat. Serangan berat menyebabkan jamur menginfeksi gabah, gejalanya bercak berwarna hitam atau coklat gelap).
Cara mengendaliak penyakit bercak daun coklat selama budidaya diantaranya dengan pemberian pupuk NPK berimbang, pengaturan jarak tanam, serta pengapuran lahan untuk meningkatkan pH tanah. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif azoxistrobin, belerang, difenokonazol, tebukonazol, karbendazim, metil tiofanat, atau klorotalonil. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasannya.

Penyakit Tungro

Penyakit tungro pada tanaman padi adalah virus batang tungro padi (rice tungro bacilliform virus, RTBV) maupun virus bulat tungro padi (rice tungro spherical virus, RTSV). Penyakit tungro merupakan penyakit padi yang kompleks, kedua virus ditularkan secara semipersisten oleh beberapa spesies hama wereng hijau maupun hama wereng daun lainnya. Infeksi virus tungro menyebabkan tanaman kerdil, daun muda berwarna kuning dari ujung daun, daun kuning nampak sedikit melintir serta jumlah anakan lebih sedikit dari tanaman sehat. Secara umum hamparan tanaman padi terlihat berwarna kuning disertai tinggi tanaman tidak merata, serta terlihat spot-spot tanaman kerdil.
Virus tugro dapat dikendalikan dengan cara mengendalikan serangga vektor penular virus, terutama pengendalian hama wereng hijau. Aplikasi insektisida untuk mematikan secara cepat hama wereng hijau agar efisien dengan memperhatikan dampak pestisida terhadap lingkungan, sebaiknya dilakukan berdasarkan hasil pengamatan tentang kondisi ancaman tungro.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit

Lakukan penyemprotan pestisida secara berseling atau ganti bahan aktif (bahan aktif seperti yang telah disebutkan di atas) setiap kali melakukan penyemprotan, hindari penggunaan bahan aktif yang sama secara berturut-turut agar tidak hama dan penyakit tidak resisten (kebal).

PANEN

Buah padi dapat dipanen saat 95% malai menguning. Ketepatan waktu panen sangat mempengaruhi kualitas bulir padi maupun kualitas beras. Panen terlalu cepat menyebabkan prosentase butir hijau tinggi, berakibat sebagian biji tidak terisi atau rusak saat digiling. Sedangkan pemanenan terlambat menyebabkan hasil berkurang karena butir mudah lepas dari malai serta beras pecah saat digiling.
Perontokan padi dilakukan segera setelah tanaman padi dipotong menggunakan sabit, agar kualitas gabah maupun beras giling tinggi. Perontokan lebih dari 2 hari menyebabkan kerusakan beras. Selain itu 

"TOYO ARUM" padi lokal yang mulai mendunia

SALAH SATU GAMBARAN PADI "TOYO ARUM"

1. Padi Varietas TOYO ARUM STIK 171

2. Potensi hasil 18 Ton/HA

3. Umur padi 90-100 hari

4.Hasil panen di lapangan 12-14 TON /ha (TERBUKTI)

5. Rata-rata permalai berisi 300-700 bulir

6. Rasa nasi sedang

7. Batang sangat kokoh ( Tahan rebah )

8. Tahan terhadap kerontokan walau tanaman sdh cukup tua

9. jumlah anakan 30-45 / rumpun

10. Memiliki daun bendera 30-40 cm sehingga AMAN TERHADAP SERANGAN BURUNG

11. Mampu bertahan tehadap PH tanah <5

MEMULIAKAN PADI

1 Penyerbukan Pada Padi
Padi tergolong tanaman yang menyerbuk sendiri dan kemungkinan untuk menyerbuk silang sangat kecil (<0.4 %). Namun demikian, lokasi perbenihan tetap harus diisolasi dari pertanaman padi lain minimal 3 meter, atau berbunga tidak bersamaan dengan selisih waktu sekitar 30 hari dari padi konsumsi. Di samping itu, lokasi perbenihan harus memiliki kriteria sebagai berikut :
  • Lahan hendaknya bekas jenis tanaman lain atau lahan yang diberakan.
  • Pada lahan bekas tanaman padi, varietas yang ditanam adalah sama dengan varietas yang ditanam sebelumnya.
  • Ketinggian lahan disesuaikan dengan daya adaptasi varietas tanaman, umumnya padi beradaptasi di dataran rendah.
  • Lahan relatif subur, pH 5.4-6, dan memiliki lapisan olah sedalam 30 cm agar sawah tidak lekas kering.
  • Lahan persemaian terhindar dari cahaya lampu saat malam hari.
.2 Pemilihan Varietas dan Asal Benih
Varietas yang diperbanyak disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, kesesuaian lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama-penyakit. Benih sumber yang digunakan berasal dari kelas yang lebih tinggi. Untuk menghasilkan benih dasar (FS) digunakan benih penjenis (BS), untuk menghasilkan benih pokok (SS) digunakan benih dasar, sedangkan untuk menghasilkan benih sebar (ES) digunakan benih pokok.
v  Musim Tanam
Produksi benih dapat dilakukan pada musim hujan, atau musim kemarau asalkan air cukup tersedia. Untuk memudahkan prosesing hasil, lebih menguntungkan bila usaha perbenihan dilaksanakan pada musim kemarau.
.3 Persemaian
  • Tempat persemaian dibuat seluas 5% dari luas lahan produksi benih. Sebelum diolah, lahan persemaian diairi lebih dahulu, dan keesokan harinya lahan dicangkul dan dibuat bedengan dengan ketinggian 15-20 cm, jarak antar bedengan selebar 30 cm.
  • Sebelum disebar, benih dengan kadar air 11-12 % dimasukkan dalam karung kemudian direndam di dalam kolam atau air yang mengalir selama 24 jam untuk mematahkan dormansi.
.4 Benih Bersertifikat
Benih padi yang bersertifikat telah melalui berbagai proses dari sejak penyiapan lahan, pengolahan lahan, penyediaan benih yang bermutu, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen serta penyimpanan dilakukan dengan sebaik mungkin, sehingga diperoleh benih yang baik. Oleh karena itu jika benih padi bersertifikat digunakan para petani maka petani akan memperoleh produksi yang tinggi. Penggunaan benih padi bersertifikat oleh petani pada tahun 2008 sebesar 53,20% dan pada tahun 2009 diperkirakan petani yang menggunakan benih padi bersertifikat sebesar 62,8%. Sebagian besar petani telah menggunakan benih padi bersertifikat. Petani yang belum menggunakan benih padi bersertifikat umumnya petani yang menanam padi lahan kering mereka menggunakan varietas lokal atau dari hasil pertanaman sendiri yang telah dipilih dan dianggap memenuhi syarat untuk dijadikan benih padi.
Penggunaan benih padi bersertifikat telah lama dianjurkan diharapkan para petani menggunakan benih padi yang bersertifikat, karena dengan menggunakan benih padi bersertifikat petani akan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam penggunaan padi bersertifikat ini hanya anjuran yang dilakukan oleh para penyuluh di lapangan serta instansi lain yang terkait dengan kegiatan pertanian. Petani diberi pemahaman bahwa bila menggunakan benih yang tidak bersertifikat akan merugikan petani itu sendiri karena hasil yang diperoleh rendah. Penggunaan benih padi bersertifikat memberikan produktivitas yang tinggi dikarenakan benih padi bersertifikat itu disiapkan dengan perlakuan khusus antara lain:
  1. Persiapan lahan untuk penanaman benih bersertifikat dilakukan secara baik dari pemilihan lokasi yang tanahnya subur sampai pengolahan tanahnya,
  2. Penyediaan benih (benih pokok) untuk perbanyakan benih bersertifikat benar-benar menyiapkan benih yang unggul,
  3. Pemeliharaan tanaman padi dengan baik dan terkontrol (penyiangan, pemupukan, pengairan dan pemberantasan hama dan penyakit) dengan kontinyu terlaksana dengan baik dan,
  4. Waktu panen dan pelaksanaan panen yang bagus, pelaksanaan panen memenuhi ketentuan-ketentuan untuk dijadikan benih padi sebagai benih yang bersertifikat untuk ditanam petani,
  5. Pengepakan yang bagus, dilakukan pembungkus benih padi dengan plastik atau bahan lain yang memenuhi standar sehingga benih padi terhindar dari serangan hama penyakit dan pengaruh kelembapan,
  6. Penyimpanan dan pendistribusian yang bagus. Sehingga dengan perlakuan-perlakuan itu diperolehlah benih padi yang baik misalnya daya tumbuh di atas 80%, varietas yang homogen, pertumbuhan tanaman yang serentak dan benih padi yang disiapkan terhindar dari gangguan hama penyakit karena diperlukan perlakuan khusus untuk memproduksi benih padi bersertifikat maka sampai saat ini yang memperbanyak atau memproduksi benih padi sebar bersertifikat adalah produsen baik pihak BUMN ataupun swasta serta petani penangkar benih.
Contoh BUMN yang memproduksi benih padi bersertifikat adalah Shang Hyang Sri yang lokasi penanamannya berada di daerah Sukamandi Jawa Barat. Sedangkan petani penangkar benih padi umumnya tersebar di seluruh Indonesia. Umumnya para petani penangkar benih padi melakukan penangkaran benih di lahan usaha taninya sendiri, dimana lahannya memenuhi syarat untuk dijadikan penangkaran benih padi bersertifikat.


.4 Teknik Produksi Benih Padi
Sumbangan terbesar dalam peningkatan produksi padi, diperoleh dari pemanfaatan keunggulan genetik dari Varietas Unggul Baru (VUB) Padi.   Dengan menggunakan varietas unggul baru tanaman padi, akan diperoleh  peningkatan produksi, baik dalam jumlahnya maupun mutu serta daya saing produk yang dihasilkannya. Diantara VUB padi yang dianjurkan adalah Sarinah, Mekongga, Cimelati, Ciherang, Setail (pulut), dan Aek Sibandeng (padi daerah).
I. Kegiatan Pra Panen
Kegiatan pra panen khususnya untuk penangkaran benih, adalah :
  • Penggunaan benih sumber : diambil dari kelas benih yang  lebih tinggi dari benih yang akan diproduksi.
  • Pilih areal sawah yang sesuai :   subur, irigasi terjamin, bebas dari  kekeringan dan banjir, serta   mudah dijangkau (tersedia fasilitas transportasi)
  • Dilaksanakan oleh kelompok tani yang sudah menguasai teknik     produksi padi
  • Diawali pembuatan pesemaian : bebas dari kemungkinan tercampur dari    varietas lain yang ada di   sekitarnya
  • Sawah diolah sempurnah,  umumnya dibajak 2 kali dan digaru serta diperlukan waktu jeda agar singgang padi tumbuh      dapat dimusnahkan. Tanah  diratakan sampai tekstur betul-betul berlumpur.
  • Pengelolaan kebenaran varietas dilakukan agar tidak terjadi percampuran, isolasi jarak dengan pertanaman  padi    disekitarnya dengan jarak ± 3 meter atau isolasi waktu (selisih waktu mekarnya malai selama 3 minggu) agar varietas yang ditanam hanya menyerbuk sendiri
  • Menggunakan pendekatan   Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Padi Sawah, dengan komponen : penggunaan varietas padi unggul baru yang diminati    petani setempat, menggunakan benih bermutu dan menanam bibit umur muda (15 hari setelah       hambur), menanam 1-3 batang per    rumpun tanaman, menggunakan cara tanam jajar legowo, pemupukan N dengan menggunakan BWD dan pemupukan P dan K berdasarkan  analisis tanah, penggunaan pupuk organik, dan pengendalian hama penyakit secara terpadu.
Kegiatan Panen dan  Pasca Panen
  1. Menentukan Waktu Panen
Waktu panen yang tepat ditandai   dari kondisi pertanaman 90-95 % bulir sudah memasuki fase masak fisiologis (kuning jerami) dan bulir padi pada pangkal malai sudah mengeras. Untuk pertanaman padi tanam pindah, vigor optimal dicapai pada umur 30-42 hari setelah bunga  merata bagi pertanaman padi musim hujan (MH), dan 28-36 hari setelah berbunga merata bagi pertanaman musim kemarau (MK).
  1. Pemanenan
Proses panen harus memenuhi   standar baku sertifikasi : dimulai  dengan mengeluarkan rumpun yang   tidak seharusnya dipanen, menggunakan sabit bergerigi untuk mengurangi kehilangan hasil, perontokan biji segera dilakukan setelah panen   dengan dibanting atau dengan tresher, hindari pemumpukan      terutama jika sampai terjadi fermentasi / panas tinggi karena akan      mematikan lembaga, lakukan pembersihan pendahuluan, dan ukur  kadar air gabah, beri label dengan identitas sekurang-kurangnya asal blok, nama varietas, berat, kelas  calon benih, dan tanggal panen.
  1. Pengeringan
    Pengeringan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
  • Pengeringan dengan sinar matahari
Dengan cara ini dianjurkan menggunakan lantai jemur yang terbuat dari semen, dilapisi terpal agar  tidak terlalu panas dan gabah tidak tercecer, serta dibolak-balik setiap 3 jam sekali. Calon benih dikeringkan sampai mencapai kadar air maksimal 13 %, dan sebaiknya 10-12 % agar tahan disimpan lama.
  • Pengeringan buatan dengan dryer
Dryer dibersihkan setiap kali ganti varietas, hembuskan udara sekitar 3 jam tanpa pemanasan, kemudian diberikan hembusan udara panas suhu rendah dimulai dari 320C, selanjutnya ditingkatkan seiring dengan menurunnya kadar air gabah calon benih, sampai suhu mencapai panas 420C pada kadar air 14 %. Atur laju penurunan  kadar air 0,5 % per jam. Suhu  disesuaikan setiap 3 jam, bahan dibolak-balik agar panas merata, dan lanjutkan pengeringan sampai diperoleh kadar air minimal 13 % namun sebaiknya 10-12 %.
  1. Pembersihan
Pembersihan dilakukan untuk memisahkan dan mengeluarkan     kotoran dan biji hampa sehingga diperoleh ukuran dan berat biji yang seragam. Kegiatan ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
  • Dilakukan secara manual jika  jumlah bahan sedikit
  • Apabila bahan dalam jumlah yang besar dilakukan dengan menggunakan mesin pembersih seperti : blower, separator, dan gravity table separator
  • Peralatan yang digunakan sebaiknya yang berfungsi baik
  • Bersihkan alat tersebut setiap kali akan digunakan
  • Gunakan kemasan/karung baru dan pasang label atau keterangan diluar dan dalam kemasan
  • Petugas pengawas benih tanaman pangan setempat diminta untuk mengambil contoh guna pengujian laboratorium
  1. Pengemasan / Penyimpanan Benih
  • Benih yang layak disimpan adalah benih dengan daya tumbuh awal sekitar 90 % dan KA 10-12 %
  • Gunakan gudang yang memenuhi syarat
  • Bebas dari hama gudang seperti tikus, hama bubuk, dan lainnya
  • Gunakan kantong yang kedap udara
  • Kemasan ditata teratur, tidak bersentuhan langsung dengan  lantai dan dinding gudang

Belajar dari Petani Ngawi

SERTANI 1 (MSP 1)

Jenis padi varitas lokal untuk tanah organik. Sangat peka terhadap pupuk kimia dan akan maksimal bila menggunakan pupuk organik baik dari kotoran hewan maupun tumbuhan.

Usia Panen                          : 90 - 100 hst
Tinggi                                  : 120 cm
Jumlah rumpun                   : 15 s/d 20 batang/malai
Jumlah bulir                        : 400 – 500 per batang(malai)
Jenis Batang                        : Pipih besar dan ulet
Panjang Malai                     : 30 cm
Bentuk Gabah                     : Panjang dan Besar 1 cm berbulu
Anjuran Jarak Tanam          : 1. legowo dengan jarak tanam 25/15 untuk tanam 1 benih
                                              2. legowo dengan jarak tanam 30/15 untuk tanam 2-3 benih
Anjuran Panen                   : memakai alat perontok gabah (tidak dianjurkan digebyok)
Hama Dominan                 : Tikus dan Burung
Lahan                                :  Bpk. Samsulbahri

bpk.Samsulbahri-Petani Pemilik Lahan


bpk.Tjokro Sinarjo-Penyuluh Pola Tanam Organik

o


 © Pamarican,  Maret 2015

Kamis, 18 Desember 2014

Alat Tanam Padi Manual



Alat Tanam Padi Manual

Jarak Tanam       : 25 cm – ( tanam 2 jalur )
Bahan                 : Rangka Besi dan Tatakan Kayu
Produksi             : China
Berat                   : 18 Kg
Dimensi              : 50 x 60 x 80 cm
Harga                  : Rp. 5,7jt
Pemesanan          : 087780121888, 081281800088




Kamis, 12 Juni 2014

Padi Unggul SERTANI 1

Padi unggul SERTANI 1 yang ditemukan Surono Danu mampu memproduksi gabah hingga 10 - 16 ton perhektar, tergantung pola tanam dan perawatan. Padi SERTANI 1 ini mampu memproduksi gabah lebih banyak dibandingkan padi hibrida sekalipun. Jika menggunakan padi SERTANI, kebutuhan benih relatif lebih sedikit dibandingkan benih lain. Benih SERTANI 1 hanya menggunakan paling banyak 10 kilogram benih per hektare dan setiap malainya mampu menghasilkan minimal 240 gram dengan asumsi potensi produksi sebanyak 10 - 16 ton per hektare. Dengan pola tanam SRI tentunya benih yang digunakan akan jauh lebih sedikit.
Benih SERTANI 1 tidak memiliki perawatan khusus bahkan tidak membutuhkan suplai air yang memadai karena benih ini mampu menyerap oksigen dengan sendirinya. Benih SERTANI 1 juga mampu hidup di berbagai kondisi tanah apapun seperti perladangan, gogo rancah, sawah, dan salinitas atau lahan yang kurang bagus untuk produksi.

Kemudian dari segi pemupukan, benih SERTANI 1 hanya membutuhkan paling banyak lima kuintal per hektare dan tahan terhadap hama apapun seperti hama tikus yang meskipun malai maupun batangnya digigit oleh tikus, tetapi benih ini mampu menutup luka akibat gigitan hama hanya dalam waktu 24 jam dan tetap bisa tumbuh dengan baik.

Demikian halnya jika dilihat dari segi ketahanan penyakit, jenis penyakit yang biasa menyerang tanaman padi adalah red strip dan blas, benih SERTANI 1 memiliki antibodi sendiri sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit. Benih SERTANI 1 merupakan hasil persilangan antara jantan yang berasal dari Dayang Rindu dan betinanya adalah Sirendah Sekam Kuning dan Sirendah Sekam putih.



Salam ORGANIK
Kami menyediakan dan menjual bibit padi 
Bibit padi SERTANI 1, Mentik Susu, Rojolele, Padi Merah dan Padi Hitam, Harga Rp 30.000 per kg. 
Pupuk Organik Padat, Pupuk Organik Cair, (Harga belum termasuk ongkos kirim).

Hubungi 087780121888, 081281800088

Padi SERTANI SRI Organik

Ditanam dalam usia tidak lebih dari 10 hari sejak disemaikan, 1 bibit pertanam/lobang dengan jarak baris 30cm : 30cm : 50cm : 30cm : 30cm : 50cm dan seterusnya, jarak antar pohon dalam 1 baris 30cm. Tentunya biaya bibit sangatlah ekonomis.

Hasilnya: Anakan padi per rumpun sekitar 30 malai atau batang, jumlah padi per malai atau batang 300 butir lebih. Perhatikan gambar! Padi di kanan adalah IR-64 yang ditanam dengan cara konvensional berjumlah 30 batang, di kiri padi Sertani yang ditanam dengan pola SRI Organik berjumlah 20 batang. Tumpukan padi Sertani jauh lebih banyak. Saat kami hitung, jumlah butir Sertani Organik 3 kali lipat dibanding padi IR-64. Wow !!!

Pada saat penanaman, bukan hanya 1 atau 2 orang yang mentertawakan dan meledek. "Tanam hanya 1 batang, bibit masih kecil, jarang-jarang lagi...kalian ini nanam apa? Koq buang-buang uang, waktu dan tenaga?" Kira-kira begitu kata-kata masyarakat sekitar. Yang lebih membuat hati ketar-ketir, pada saat padi berusia sekitar 5 minggu padi direndam banjir luapan air Citarum dan hujan yang tak kunjung berhenti sekitar sebulan. Nyaris pupus harapan untuk menjadikan penanaman kali ini sebagai DEMPLOT atau percontohan.

Diluar dugaan, setelah air surut, anakan padi sudah berjumlah sekitar 30 batang per rumpun. Padi terus bertumbuh dan bertumbuh, semangat tim kembali berkobar.

Ditengah-tengah kesibukan para penyabit, saya berbincang dengan seorang bapak penyabit yang dulu juga ikut menanam padi yang dipanen. Beliau berkata "belum pernah saya melihat padi seUNIK ini, cara tanam berbeda, tidak masuk akal, namun sekarang saya menyabit hasil padi yang luar biasa."

Mari kita dukung para petani Indonesia untuk menyokong KETAHANAN PANGAN NASIONAL. Jangan kita biarkan Indonesia mengemis beras dari negeri seberang padahal negeri kita terkenal dengan negara agraris yang sangat subur. Dimana sebutan bahwa tanah kita "tanah surga" ?

Kita PASTI bisa !!!


Salam ORGANIK
Kami menyediakan dan menjual bibit padi dan Pupuk Organik
Bibit padi SERTANI 1, Mentik Susu, Rojolele, Padi Merah dan Padi Hitam, Harga Rp 30.000 per kg. 
Pupuk Organik Padat dan Cair. (Harga belum termasuk ongkos kirim).

Hubungi 087780121888, 081281800088

Beras Hitam Organik

Bila kita amati beras putih yang umum kita konsumsi, tidak terdapat lagi kulit ari dan germ atau embrio. Sebab untuk menghasilkan beras yang putih, padi atau beras akan dislap atau digiling berulang kali. Jika kita kupas sebutir padi dengan jari-jari, akan kita dapati beras berwarna kekuning-kuningan sebab masih terbungkus kulit ari dan germ juga masih melekat di ujung beras. Seharusnya itulah beras terbaik, namun rasanya kurang pulen dan kurang enak. Itu sebabnya beras akan diproses berkali-kali untuk mendapatkan beras berwarna putih bersih, pulen dan manis. Kita membuang bagian yang sangat penting dari sebutir beras. Alhasil, yang kita makan bukanlah bagian terpenting, namun bagian yang berbahaya bagi penderita penyakit diabetes.
Beras yang paling amam untuk penderita diabetas adalah beras hitam. Itu menurut seorang dokter naturophaty. Bila terus mengkonsumsi beras putih tanpa kulit ari dan germ, kelak 1 dari 4 orang Indonesia berumur 40 tahun akan terserang penyakit diabetes. Beliau memprediksi, bila umur bumi masih ada 50 tahun lagi, suatu saat dunia barat sekalipun akan mencari beras hitam sebagai bahan makanan utama.

Berdasarkan informasi di atas dan juga fakta dari manfaat beras hitam serta kondisi harga beras hitam saat ini yang cukup mahal, kami berupaya untuk mengembangkan penanaman padi hitam. Metode yang digunakan adalah SRI Organik, dibawah bimbingan ahli-ahli dari dalam dan luar negeri. Pupuk dan pestisida yang digunakan adalah organik.
Selain kandungan gizi beras hitam akan lebih baik dengan menggunakan metode SRI, hasil panen meningkat, tanah akan kembali sehat karena tidak lagi menggunakan pupuk dan pestisida kimia, lingkungan lebih sehat, mengurangi gas rumah kaca, pastinya petani lebih sejahtera, negeri ini bebas dari ancaman krisis pangan dunia. Mari kita bersatu mewariskan warisan kehidupan yang lebih baik pada anak cucu kita, jangan kita biarkan kelak mereka kelaparan dan kekurangan gizi. Mari kita bersatu untuk mewujudkan negeri tercinta ini bebas dari krisis pangan.
Saksikan apa himbauan Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudoyono tentang metode penanaman padi SRI.

Salam ORGANIK
Kami menyediakan dan menjual bibit padi dan Pupuk Organik
Bibit padi SERTANI 1, Mentik Susu, Rojolele, Padi Merah dan Padi Hitam, Harga Rp 30.000 per kg. Pupuk Organik Padat, Harga Rp 6.000 per kg. Pupuk Organik Cair, Harga Rp 75.000 per liter. (Harga belum termasuk ongkos kirim).

Hubungi 087780121888, 081281800088

Penemu Padi SERTANI 1

USAHA gigihnya selama bertahun-tahun akhirnya membuahkan hasil. Dari ketekunan itu, lahirnya benih unggul lokal Lampung yang kini dikenal dengan benih padi unggul Sertani 1 yang kini makin populer di kalangan petani.

Karena prestasinya itu juga, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menyempatkan diri berkunjung ke gubuk Surono Danu di Desa Onoharjo, Lampung Tengah, pada 2 Februari 2008.

Sehari sebelum peristiwa bersejarah bagi Surono itu, Lampung Post bertandang ke rumah "sang peneliti". "Inilah istana seribu jendela, tempat berteduh kami. Setiap lubang di dinding geribik ini adalah jendela. Kalau hujan, air hujan pun ikut berteduh ha...ha...ha," kata Surono.

Surono menjejakkan kaki pertama kali di Lampung tahun 1982 di Desa Bungkuk, Jabung, Lampung Timur. Saat itu ia meneliti dan mengenalkan beberapa tanaman kepada petani. Ia membuat pola pengembangan tanaman nilam dan vanili. "Tujuan saya menambah komoditas di Lampung yang otomatis akan menambah income petani."

Tahun 1984, ia melanjutkan penelitian dan pengenalan bercocok tanam yang baik ke umbulan Way Pengubuan, persisnya Kampung Terbanggibesar. Ia membawa benih nilam dan melakukan hal serupa kepada petani di sana. Namun, bibit nilam disimpan di Talang Jago, Bukit Kemuning. Ia juga mengenalkan benih jagung hibrida C-1, sekaligus mengajari petani cara bercocok tanam yang baik.

Rupanya Surono kurang puas dengan hasil yang diperoleh petani di Terbanggibesar. Ia pun "bertualang" lagi ke daerah lain di Bumi Ruwa Jurai. Seperti Kalianda, Kotaagung, dan daerah lain sembari meneliti benih padi unggul.

Selama bertualang, Surono mengaku lebih banyak berjalan kaki atau dengan sepeda tuanya. Maklum, kondisi ekonominya jauh dari cukup. "Jangankan beli kendaraan, untuk ongkos saja tidak punya," kata dia.

Selama bertahun-tahun ia menjelajahi daerah-daerah pertanian di Lampung. Hasilnya, Surono mengoleksi 181 jenis benih padi. Benih-benih itu dia teliti dan kemudian menetapkan tiga jenis benih padi unggulan. Ketiga jenis benih padi itu pun ia uji dan teliti.

Untuk benih jantan, Surono memilih padi asal Terbanggibesar yang diberi nama Dayang Rindu. Sedangkan benih betina dipilih dua jenis padi, yakni asal Kampung Gunungbatin, Terusannunyai, yang dinamainya "Si rendah sekam kuning" dan "Si rendah sekam putih".

Sejak 1985, Surono praktis memusatkan penelitiannya pada ketiga jenis padi itu. Dari hasil persilangan benih itu, 10 tahun kemudian ia menemukan benih padi yang berusia 150 hari. Dan, tujuh tahun kemudian--dengan rumus ciptaan dan pengetahuan yang dimilikinya--Surono akhirnya menemukan benih padi berusia 135 hari.

Meski hasilnya cukup spektakuler, Surono belum puas juga. Ia masih terus meneliti dan tahun 1997 ditemukanlah benih padi berusia 105 hari. Benih padi itu pun ia beri nama Sertani 1.

Menurut Surono, satu hektare tanaman padi ini, dengan perlakuan yang baik, mampu memproduksi gabah maksimal 14 ton. "Benih ini tidak memiliki perawatan khusus bahkan tidak membutuhkan suplai air yang memadai," kata Surono Danu.

"Justru dengan pasokan air yang lebih banyak, produksi menjadi tidak maksimal," kata Surono. Benih ini juga mampu hidup di berbagai kondisi tanah apa pun seperti perladangan, gaga rancah, sawah, dan salinitas atau lahan yang kurang bagus untuk produksi.

Dari segi pemupukan, benih Sertani 1 ini hanya membutuhkan paling banyak lima kuintal per hektare dan tahan terhadap hama apa pun seperti hama tikus.

Bila batang tanaman padi ini digigit tikus, batangnya mampu menutup luka akibat gigitan hama hanya dalam waktu 24 jam dan tetap bisa tumbuh dengan baik. Benih Sertani 1 memiliki antibodi sendiri sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit.

Sembari mengembangkan benih Sertani 1 dan mengenalkannya pada petani, Surono terus meneliti. Dua tahun kemudian (1999), dia berhasil menemukan benih padi dengan usia panen 95 hari. "Benih padi itu akan kita beri nama EMESPE-1 singkatan dari Mari Sejahterakan Petani," ujar pria yang sangat tertekan semasa rezim Orde Baru itu.

Menurut Surono, padi EMESPE ini sudah ditanam di seluruh Indonesia. Ini memang jadi keinginannya agar padi hasil penelitiannya bertahun-tahun itu bisa meningkatkan kesejahteraan para petani karena hasil panenannya bisa dua kali lebih banyak ketimbang jenis padi lokal lain.

"Dahulu, Mahapatih Gajah Mada pernah bersumpah tidak akan makan buah palapa kalau belum bisa menaklukkan dan menyatukan wilayah Nusantara. Saya pun tidak makan nasi hasil penemuan saya ini sebelum tertanam di seluruh Indonesia. Nah, karena sekarang sudah tertanam di seluruh Indonesia, saya pun sudah merasakan nasi dari padi EMESPE," jelas Surono.

Selama 20-an tahun meneliti, Surono tidak pernah menerima dan meminta imbalan dari siapa pun. Semua yang dia lakukan semata-mata didorong keinginannya menyejahterakan orang banyak, terutama petani.
Hal yang membuat Surono tidak pernah surut untuk meneliti adalah sikapnya yang kritis dan selalu bersemangat. "Saya tidak punya apa-apa kecuali sikap kritis dan spirit. Seperti virus, inilah yang saya sebarkan kepada masyarakat. Jika kebaikan dan pengetahuan kita sebarkan seperti virus, masyarakat akan kuat," ujarnya.

Dalam keseharian, Surono selain dikenal ramah dan tegas, juga terbuka pada siapa pun. Selain tekun meneliti tanaman, ia juga memiliki kemampuan meracik obat-obatan herba. Sudah banyak orang sakit yang disembuhkan oleh racikan obatnya.

Benih unggul temuan Surono kini menjadi perbincangan. Bukan hanya di Lampung, juga seantero Indonesia. Meski demikian, kehidupan ekonomi Surono belum beranjak naik. Ia tetap saja seorang petani desa yang hidup penuh kesederhanaan. "Ibarat lukisan, saya ini lukisan abstrak, tidak jelas tapi mempunyai arti," ujar Surono.

Menjadi penangkar padi adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan ekstra. Surono Danu membuktikan hal itu. Dia sudah bangun sejak pukul 02.00 untuk mengawasi bulir padi dan membuka serbuk sarinya.

Menjelang pukul 04.00, serbuk sari yang sudah terbuka itu kemudian dikimpoikan. Alat pembuka serbuk sari hanyalah pinset. "Hanya itu alat yang saya gunakan," kata Surono. Ini adalah proses yang terbilang rumit karena padi tidak boleh rusak. Kemudian sisa dari bulir padi yang tidak dikimpoikan, harus dibuang. Lalu, padi yang sudah dikimpoikan itu ditutup plastik, dan diberi lubang untuk sirkulasi udara. Nah, pukul 06.30 adalah saat tanaman padi kimpoi. "Saya harus bangun lebih pagi agar tidak keduluan proses perkimpoian padi secara alami," kata ayah lima anak ini.

Setiap saat, Surono harus terus memantau setiap bulir padi yang telah dikimpoikan untuk melihat tingkat keberhasilan proses perkimpoian. Banyaknya bulir padi yang dikimpoikan bergantung pada kecepatan sang penangkar. Dalam sehari bisa 10--20 bulir padi yang dikimpoikan. Namun, kata Surono, dalam 10 ribu bulir yang berhasil paling hanya satu.

Langkah selanjutnya, padi hasil perkimpoian itu diuji coba terus-menerus sehingga menghasilkan galur padi yang diinginkan. Jangan membayangkan Surono bekerja dalam sebuah laboratorium dengan fasilitas lengkap. Dia bahkan mengaku tidak punya lahan secuil pun untuk uji coba.

Menurut cerita Surono, semua uji coba padi dilakukan dalam pot di halaman rumahnya di Bandar Lampung, dan alat yang digunakan hanya pinset. Tidak heran bila usaha menghasilkan galur unggul lokal dari Sertani 1 hingga Sertani 16 memakan waktu sampai 22 tahun.